Rabu, 21 November 2012

Maraknya Kasus Bunuh Diri Di Korea



Baru abis baca majalah  ema’  saya saking ga ada kerjaan-nya di rumah (maklum lagi liburan J) yang isi artikel itu makna nya dalaaaaammm banget dan juga menginspirasi saya. Judulnya “Depresi Berujung Aksi Bunuh Diri”…….Loh? makna nya dari mana??? Artikel itu sendiri  isinya mengenai  maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan oleh aktor-aktris dari negeri gingseng Korea selatan. Nah loh? (maksudnya nya nginspirasi buat bunuh diri nih jadinya ??) yah gak gitu juga,ternyata setelah saya korak-korek (kuping kali :p) kedalam otak saya dari hulu hingga hilir, tragedi ini juga bisa membawa pelajaran bagi kita masyarakat  Indonesia.

         Menurut media cetak tersebut, maraknya aksi bunuh diri di Korea umumnya disebabkan oleh tuntutan yang dialami mereka di lingkungan kerja.  Hmmm… tetapi kenapa sampai bunuh diri segala ya?
Wah.. ternyata, korea  memang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Masih menurut majalah ema’ saya, menurut Organization for Economic Cooperation and Development, sebanyak 21 dari 100 ribu orang korea melakukan bunuh diri. Ini melewati batas normal. Kenapa bisa begitu? Banyak  yang bisa menjadi penyebabnya. Pertama, mayoritas penduduk korea tidak memiliki agama. Sehingga ketika mereka mengalami depresi ,penghargaan mereka terhadap nilai kehidupan menjadi rendah. Kepercayaan terhadap konsep reinkarnasi juga memperkuat potensi  keinginan orang korea untuk mengakhiri hidupnya.dsb

         Tapi, itu juga yang menjadi nilai plus bagi korea selatan, Tekanan.  Karena justru dengan berbagai tekanan yang ada memaksa mereka  untuk bekerja semaksimal mungkin. Dan lagipula andai tekanan  macam ini ada  di Indonesia, menurut saya kayaknya tetap tidak mungkin bisa ada aksi mengerikan semacam itu. Karena masyarakat Indonesia itu kan umat beragama. Apalagi mayoritas muslim, yang notabenenya mengharamkan bunuh  diri. Nah loh? Emangnya kalau hidup di Indonesia gak ada tekanan??? 

           Ada kok, emang kalo hidup di Indonesia malah kayaknya lebih banyak “tekanan” nya. Yup, yang membuat mereka menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan. Tekanan-nya, yah seperti  tuntutan harus kaya kalau mau sekolah, harus punya orang  dalem biar dapat kerja, harus jago nyuap kalo mau naik pangkat.dsb… hampir ga ada tekanan yang berakhir positif. Nah itu dia spesies tekanan yang ada di Indonesia. Andai masyarakat kita bisa mencontoh hal yang satu ini untuk bisa di aplikasikan di negeri kita tercinta, insyaAllah negeri ini cepet suksesnya. Amien… J
muhammad fadly

masyarakat Indonesia malah saya anggap TOP Markotop tuh bro... bayangin, dengan kesulitan hidup bertahun-tahun bisa hidup dengan memanfaatkan segala peluang yang udah sempit. Ada yang bisa hidup dengan berdagang dengan keuntungan cuma 10ribu perhari, ada yang musti berkorban ke luar negeri, ada yang cuma makan sehari sekali (itupun dengan singkong ato nasi akik). Bertahun-tahun loh, n tanpa DEPRESI (dinikmati aja, mangan ora mangan sing penting kumpul! Hehehe)... wah top dah! Sayang Pemerintahnya tetep GAK TAHU diri, liat itu bukan cepet sadar malah ke enakan. Takutnya, batas kesabaran itu buat orang kita putus asa! Huh... mudah2an ya bro, kita dapat pemimpin yang adil bagi rakyatnya...

Seorang Psikologi dari universitas Yonsei-korea, Hwang Sangmin, mencoba menganalisis fenomena bunuh diri ini. Menurutnya, orang Korea memiliki konsep Yan, dimana setiap orang berusaha bersikap diam dan tabah walaupun dalam keadaan marah. Terutama untuk kaum selebritis, pencitraan melalui konsep Yan amat besar dilaksanakan. Jika sudah diambang batas, mereka cenderung putus asa dan akhirnya mengambil pilihan drastis untuk bunuh diri.
Faktor lain, karakter orang korea tergolong tertutup, sehingga para artis akan merasa malu jika ketahuan pergi ke konseling atau sedang depresi. Faktor agama juga tak kalah pentingnya. Hampir setengah warga Korea tidak memiliki agama, sehingga ketika mengalami depresi, penghargaan mereka terhadap kehidupan jadi rendah. Kepercayaan terhadap konsep reinkarnasi juga mendorong orang Korea mengakhiri hidupnya, dengan harapan kehidupan barunya akan lebih baik.
Data yang cukup signifikan, rentetan bunuh diri artis ini mulai marak sejak kematian aktris Lee Eun Joo. Dikhawatirkan, Lee Eun Joo menjadi inspirasi bagi para juniornya untuk menyelesaikan persoalan dengan bunuh diri.
Korea memang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Menurut Organization of Economic Cooperation and Developmemt, sebanyak 21 orang dari 100 ribu orang Korea melakukan bunuh diri. Ini sudah melewati batas normal.

Kita sangat mengenal bahwa artis Korea adalah idola sebagian besar remaja Indonesia. Lalu mengapa sering terdengar kabar aktor/aktris Korea banyak sekali yang bunuh diri, dengan menggantung diri di apartementnya atau meminum obat tidur dengan dosis yang tinggi.

Rata-rata aktris korea yang bunuh diri disebabkan karena depresi, tuntutan kerja yang tinggi, dan tertekan. Tapi bagiku mereka bisa melakukan bunuh diri karena tidak ada Tuhan di hati mereka. Coba kalau mereka berTuhan, tidak mungkin melakukan apa yang dibenci Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar