Baru abis baca majalah ema’ saya saking ga ada
kerjaan-nya di rumah (maklum lagi liburan J) yang isi artikel itu makna nya
dalaaaaammm banget dan juga menginspirasi saya. Judulnya “Depresi Berujung Aksi
Bunuh Diri”…….Loh? makna nya dari mana??? Artikel itu sendiri isinya
mengenai maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan oleh aktor-aktris dari
negeri gingseng Korea selatan. Nah loh? (maksudnya nya nginspirasi buat bunuh
diri nih jadinya ??) yah gak gitu juga,ternyata setelah saya korak-korek
(kuping kali :p) kedalam otak saya dari hulu hingga hilir, tragedi ini juga
bisa membawa pelajaran bagi kita masyarakat Indonesia.
Menurut media cetak
tersebut, maraknya aksi bunuh diri di Korea umumnya disebabkan oleh tuntutan
yang dialami mereka di lingkungan kerja. Hmmm… tetapi kenapa
sampai bunuh diri segala ya?
Wah.. ternyata, korea memang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di
dunia. Masih menurut majalah ema’ saya, menurut Organization for
Economic Cooperation and Development, sebanyak 21 dari 100 ribu orang korea
melakukan bunuh diri. Ini melewati
batas normal. Kenapa bisa begitu? Banyak yang bisa menjadi penyebabnya.
Pertama, mayoritas penduduk korea tidak memiliki agama. Sehingga ketika mereka
mengalami depresi ,penghargaan mereka terhadap nilai kehidupan menjadi rendah.
Kepercayaan terhadap konsep reinkarnasi juga memperkuat potensi keinginan
orang korea untuk mengakhiri hidupnya.dsb
Tapi, itu juga yang
menjadi nilai plus bagi korea selatan, Tekanan. Karena justru dengan
berbagai tekanan yang ada memaksa mereka untuk bekerja semaksimal
mungkin. Dan lagipula andai tekanan macam ini ada di Indonesia,
menurut saya kayaknya tetap tidak mungkin bisa ada aksi mengerikan semacam itu.
Karena masyarakat Indonesia itu kan umat beragama. Apalagi mayoritas muslim,
yang notabenenya mengharamkan bunuh diri. Nah loh? Emangnya kalau hidup
di Indonesia gak ada tekanan???
Ada kok, emang
kalo hidup di Indonesia malah kayaknya lebih banyak “tekanan” nya. Yup, yang
membuat mereka menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan. Tekanan-nya,
yah seperti tuntutan harus kaya kalau mau sekolah, harus punya
orang dalem biar dapat kerja, harus jago nyuap kalo mau naik pangkat.dsb…
hampir ga ada tekanan yang berakhir positif. Nah itu dia spesies tekanan yang
ada di Indonesia. Andai masyarakat kita bisa mencontoh hal yang satu ini untuk
bisa di aplikasikan di negeri kita tercinta, insyaAllah negeri ini cepet
suksesnya. Amien… J
muhammad fadly
masyarakat Indonesia
malah saya anggap TOP Markotop tuh bro... bayangin, dengan kesulitan hidup
bertahun-tahun bisa hidup dengan memanfaatkan segala peluang yang udah sempit. Ada yang bisa hidup dengan
berdagang dengan keuntungan cuma 10ribu perhari, ada yang musti berkorban ke
luar negeri, ada yang cuma makan sehari sekali (itupun dengan singkong ato nasi
akik). Bertahun-tahun loh, n tanpa
DEPRESI (dinikmati aja, mangan ora mangan sing penting kumpul! Hehehe)... wah
top dah! Sayang Pemerintahnya tetep GAK TAHU diri, liat itu bukan cepet sadar
malah ke enakan. Takutnya, batas kesabaran itu buat orang kita putus asa!
Huh... mudah2an ya bro, kita dapat pemimpin yang adil bagi rakyatnya...
Faktor lain, karakter orang korea tergolong tertutup, sehingga para artis akan merasa malu jika ketahuan pergi ke konseling atau sedang depresi. Faktor agama juga tak kalah pentingnya. Hampir setengah warga Korea tidak memiliki agama, sehingga ketika mengalami depresi, penghargaan mereka terhadap kehidupan jadi rendah. Kepercayaan terhadap konsep reinkarnasi juga mendorong orang Korea mengakhiri hidupnya, dengan harapan kehidupan barunya akan lebih baik.
Data yang cukup signifikan, rentetan bunuh diri artis ini mulai marak sejak kematian aktris Lee Eun Joo. Dikhawatirkan, Lee Eun Joo menjadi inspirasi bagi para juniornya untuk menyelesaikan persoalan dengan bunuh diri.
Korea memang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Menurut Organization of Economic Cooperation and Developmemt, sebanyak 21 orang dari 100 ribu orang Korea melakukan bunuh diri. Ini sudah melewati batas normal.
Kita sangat mengenal
bahwa artis Korea adalah idola sebagian besar remaja Indonesia. Lalu mengapa
sering terdengar kabar aktor/aktris Korea banyak sekali yang bunuh diri, dengan
menggantung diri di apartementnya atau meminum obat tidur dengan dosis yang
tinggi.
Rata-rata aktris korea
yang bunuh diri disebabkan karena depresi, tuntutan kerja yang tinggi, dan
tertekan. Tapi bagiku mereka bisa melakukan bunuh diri karena tidak ada Tuhan
di hati mereka. Coba kalau mereka berTuhan, tidak mungkin melakukan apa yang
dibenci Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar